Pertemuan Terakhir
Untuk menyelesaikan kasus-kasusnya terkadang jalan kekerasann tidaklah selalu evektif serta bisa menyelesaikan permasalahan itu sendiri, namun jika situasi memaksa bukan tidak mungkin seperangkat alat yang sangat mematikan berupa pistol dan timah panas yang berada di pinggang sang kapten pun ikut berbicara. Pengalamanlah yang telah mempertajam naluri sang kapten untuk lebih jeli menyikapi dan menyelesaikan kasus-kasus yang ditanganinya, di tangannya sudah berpuluh-puluh kasus yang sukses di selesaikannya, satu persatu para kriminal dann penjahat kambuhan di ringkusnya.
Seperti kasus yang kini tengah di tanganinya,siapa nyana ternyata eh ternyata semua ini berkaitan erat dengan orang-orang baik yang ada di sekitar sang kapten sendiri. Mulai ketika tanpa disengaja dia bertemu dengan Andini di kediaman Ramlan salah satu sahabatnya yang pertama kali dikenalnya ketika penangkapan juragan Anchung seorang sindikat Narkoba, di rumah Ramlan sendiri waktu itu sebenarnya kapten Harris tanpa sengaja dia menceritakann kasus sebuah pembunuhan kepada Ramlan, yang mana karena tersangka merasa kesal telah menjadi objek pemerasan oleh korbannya sendiri.
Dan akhirnya tanpa di duga-duga kembali lagi menarik Ramlan dan juga gadis bernama Andini itu kedalam lingkaran petualangannya sebagai seorang penegak keadilan, semuanya memang di luar dugaannya, berangkat dari cerita sedih Ramlan yang telah di khianati oleh tambatan hatinya yang mana ternyata lelaki yang mampu membuat perhatian Andini ini berpaling adalah seorang morfinis laknat yang tak bernyali menghadapi kenyataan hidup.
Cinta segi tiga lelaki bernama Andi yang kini menjadii target utamanya telah menyeret Andini dan Rosita kedalam sebuah pertengkaran antar sesama sahabat karena berebut cintanya, kapten Harris merasa kasihan kepada Ramlan sahabatnya itu. Bagai manapun kini bunga tak lagi segar dan merekah mewangi, karena kumbang lain telah lebih dahulu menghisap manisnya madu. Namun yang dilihatnya, Ramlann tak sedikitpun menghiraukan akan keberadaan Andini seperti itu. Itulah cinta sejati yang dimiliki oleh Ramlan,dia tetap memegang teguh cintanya meski bunga kini tak lagi merekah.
Apa yang dirasakan oleh kaptenn Harris tentu Ramlan punn merasakannya juga , karena jelas sekali sikap serta bahasa tubuh Andini yang seperti terus memberi pertanda kepada pemuda itu bahwa ‘aku kini bukann yang terbaik untuk mu’ walau sebenarnya bara api cinta masih ada dalam hati Andini untuk pemuda itu. Dia seperti terus ingin meneriakkann kata aku ini kotor, aku kini tak lagi terhormat, namun tak juga di perdulikan oleh Ramlan.
Dalam lingkaran cinta segi tiga serta konflik antar persahabatan inilah akhirnya kapten Harris muncul dan membawa angin perdamaian diantara mereka, canda serta tawa yang sempat hilang baik itu antara Andini dengan Rosita, atau sebaliknya Antara Ramlann dan Andini kini perlahan telah kembali. Pemikiran Rosita pun mendadak terbuka ketika dijelaskan kepadanya bahwa, menutupi keberadaann seorang buronan adalah salah satu tindakan yang tak terpuji di mata hukum. Hingga pada akhirnya Rosita pun beranggapan memang penjaralah jalann yang terbaik untuk memberinya perhatian lebih terhadap Andi kekasihnya itu.
Dan penangkapan Andi sebagai otak atau dalang dibalik pembunuhan suami mantan kekasihnya itu sedikitpun tak menimbulkan kerusuhan terhadap lingkungan di sekitarnya , hal ini dikarenakan kondisi serta kejiwaan tersangka memang sudah diluar kontrolnya. Layaknya seorang pesakitan Andi hanya meringkuk di pojok sebuah ruangan dengan tubuh menggigil seperti tak kuat menahann dingin, hanya kedua tangannya yang terlihat coba menepis rengkuhan tangan sang kapten.
“Ayo Andi,saat ini kau membutuhkan seorang dokter !, untuk mengobati penyakit mu ini. Saya berjanji tak akan menyakiti mu !.”
Kapten Harris coba membujuknya, dan kembali kedua tangannya coba meraih pergelangan tangan Andi.
“Ayo Mas, kita pergi dari sini. Kamu butuh seorang dokter !”
Rosita coba ikut membujuk kekasihnya itu,perlahan lelaki ini coba untuk bangkit namun mendadak kembali menjatuhkann tubuhnya dann meringkuk di tempatnya semula setelah pandangannya menatap sosok Andini, kini hampir sebagian wajahnya nyaris tak terlihat karena begitu dalamnya dia menyusupkan wajah itu diantara tekukan kedua lutut kakinya.
Gadis berbaju pink ini terdiam mematung,tak sepatah katapun keluar dari mulutnya. Andini merasa terkesima melihat keadaan Andi, seorang pemuda yang dulu begitu tampan dan juga periang baginya, kini hampir 180 derajat berubah. Diam-diam Ramlan terus memperhatikan setiap perubahan mimik wajah Andini, pemuda ini pun membathin ternyata memang tak semudah itu untuk melupakan memory indah itu ketika bersamanya…
-The end-
Post a Comment